“Jam dua pagi dan aku masih terjaga. Ingin menghubungimu tapi tidak tahu harus berkata apa?
Si*l, kau racuni pikiran. Kita dipisahkan keadaan.”
Di hari kedua, aku hampir saja tergoda untuk menghubunginya lagi, menurutku fase ‘penolakan’ ini termasuk lebih berat jika dibandingkan hari pertama.
”Ku menampar diri sendiri, agar cepat kembali ke bumi dan melupakan semua. Kesendirian ini menyiksa diriku perlahan. Kita dipisahkan kenyataan.”
Bahkan beberapa kali ku sentil tangan ku setiap kali mencoba mencari kontaknya di hp, atau bahkan mencari setiap jejak kenangannya.
“Tak seharusnya aku kehilanganmu.
Tak seharusnya aku merindu.
Biarkan aku pergi, melawan hati.
Terpuruk dan hancur tanpamu.”
Huft, tapi akhirnya yang kulakukan hanya terdiam larut dalam pikiran ku. ‘Ah.. Entah berapa kali dalam sehari lagu fiersa ini akan ku putar selama fase ‘penolakan’ ku, hingga akhirnya aku muak. Hahahahaa’ Batin ku tertawa kecut sambil mengelap tetesan air yang jatuh dari sudut mataku kala itu.
My Zone 
Leave a comment